Ketika saya memulai karir sebagai desainer sekitar tahun 2008, tidak ada istilah “UX designer” atau “product designer”, terutama di Indonesia. Bidang desain UX belum “matang”, apalagi di Indonesia. Perusahaan tempat saya bekerja juga belum secara jelas mendokumentasikan perjalanan karir saya, apa yang terjadi selanjutnya setelah saya mulai sebagai desainer junior.
Empat tahun setelahnya, saya masih menjadi desainer tingkat dasar dan malah kemudian ditawar menjadi staf presales untuk berjualan software. Kebetulan perusahaan itu adalah Oracle, yang memang berjualan software. Alhasil, saya memutuskan untuk keluar dan bergabung dengan Bukalapak yang menawari posisi Lead UX Designer.
Namun tetap pada saat itu, saya tidak tahu apa selanjutnya.
Saya baru sadar ada jenjang karir ketika saya bergabung dengan Ice House, perusahaan pengembangan web dan mobile di Jakarta. Ketika itu, saya mulai di-groom sebagai Design Manager. Selang dua tahun kemudian, ketika saya bekerja di DBS Bank, saya juga di-groom sebagai team lead. Sejak saat itu saya berusaha memahami jenjang karir seorang desainer UX.
Jenjang Karir Desainer
Yang akan saya ulas di sini mungkin hanya relevan untuk perusahaan yang membuat atau mengembangkan produk digital atau teknologi, dan dapat dibagi menjadi jenjang karir startup dan perusahaan mapan. Untuk agency, saya kurang familiar. Jadi mohon jika teman-teman tahu, bisa komentar, ya.
Secara umum, jenjang karir desainer dapat dibagi dua menjadi Individual Contributor dan People Management. Ada pun definisi masing-masing, juga secara umum:
Individual Contributor didefinisikan sebagai desainer yang:
tidak memiliki tanggungjawab memimpin desainer atau staf lain secara langsung — tanggungjawab memimpin pada mereka yang lebih senior biasanya cenderung lepas (misal, mentoring) dan terkait lingkup proyek
bertanggungjawab pada proses desain pada proyeknya masing-masing, biasanya dari awal sampai akhir, mulai dari scoping, konsep, iterasi, desain visual, prototipe dan sepanjang proses itu, riset pengguna
umumnya berfokus pada craft atau process desain dalam rangka memecahkan masalah untuk proyek terkait
People Manager didefinisikan sebagai desainer yang:
memiliki tanggungjawab memimpin desainer atau staf lain secara langsung. Ia bertanggungjawab terhadap performa individu-individu yang dipimpinnya,
secara umum bertanggungjawab pada area atau domain yang terkait, terutama dari sisi resourcing dan performa bisnisnya, bersama dengan leads yang lain (PM, engineering, dan lainnya)
untuk level yang lebih tinggi (seperti level VP, head atau C-), tanggungjawabnya bisa lebih banyak mencakup strategi desain dalam bisnis dan visi perusahaan daripada ke bawahnya
Menurut pengalaman saya pribadi, jenjang karir desainer dapat dibagi secara vertikal menjadi:
Entry level
Mid-level
Advance level
Karena konteksnya bisa berbeda-beda setiap perusahaan, maka untuk mempermudah penjelasan ini, saya bagi perusahaan menjadi:
Early Stage Companies. Perusahaan yang baru merintis, atau skala kecil (5-15 orang). Bisa jadi startup, atau agency kecil.
Mid-Stage Companies. Perusahaan yang sudah lebih mapan, skala menengah (15>). Bisa jadi startup juga.
Late-Stage Companies. Perusahaan yang sudah mapan dan jumlah pegawainya lebih dari 100 orang (perkiraan kasar). Tapi yang lebih penting di sini mungkin lebih dilihat maturity level dari desain itu sendiri di organisasi tersebut.
Perlu digarisbawahi ini adalah pengamatan saya pribadi, kemungkinan tingkat kematangan UX di sebuah perusahaan juga berpengaruh terlepas dari besar-kecil perusahaan itu.
Berikut adalah diagram “ala-ala” yang saya buat untuk masing-masing jalur Individual Contributor dan People Management.
Jenjang Karir Individual Contributor
Di sini dapat kiat lihat bahwa untuk Early Stage Companies, biasanya hanya ada Designer atau Senior Designer, di mana pekerjaan mereka bisa meliputi lingkup yang lebih luas. Karena fokusnya lebih eksekusional, maka setiap desainer di sini tidak melulu melihat jabatan, dan tanggungjawabnya lebih horizontal (mengerjakan banyak hal sekaligus). Tidak ada posisi advance level di sini, menurut saya. Jika teman-teman punya opini lain, silakan berkomentar.
Di Mid-Stage Companies, mulai terlihat jabatan-jabatan yang lebih dipecah tingkatnya. Bisa jadi ada 1 atau hingga 3 tingkat, seperti Junior Designer, Associate Designer, dan Designer. Perbedaannya mungkin lebih kepada:
Junior Designer — desainer yang baru saja memulai karir
Associate Designer — desainer yang sudah punya pengalaman 1 tahun lebih
Designer — desainer yang sudah pengalaman 1-2 tahun
Tapi sekali lagi, bisa jadi ketiga jenjang ini melebur menjadi hanya 1, yakni Designer, atau Junior Designer. Tergantung perusahaannya.
Menanjak ke level menengah, kita bisa melihat sudah mulai ada tingkat senior dan lead, yang kemungkinan memimpin tim atua proyek.
Untuk Late-Stage Companies, kita bisa melihat sudah lebih kompleks dan tertata. Kita juga bisa melihat ada pemecahan lagi di level menengah, di mana lead bisa dipecah lagi menjadi senior lead, mungkin dilihat dari pengalamannya. Selain itu, saya juga melihat ada pemberian titel yang agak berbeda di beberapa perusahaan, yaitu staff.
Istilah “lead” biasanya juga dipakai untuk jalur people management, sedangkan “staff” benar-benar untuk jalur individual contributor.
Untuk jenjang karir yang paling atas, ada Principal Designer, Senior Principal dan di beberapa perusahaan kemungkinan ada juga Distinguished Designer (walaupun sangat jarang, seperti IBM). Jenjang karir paling atas biasanya hanya ada di perusahaan-perusahaan paling mapan dan mature.
Jenjang Karir People Management
Di sini dapat kiat lihat bahwa untuk Early Stage Companies, biasanya tidak ada karir people management.
Untuk level menengah, di Early Stage Companies, Senior Designer biasanya juga merangkap menjadi team lead untuk memimpin desainer-desainer lain yang lebih junior. Terkadang, sudah ada Head of Design yang juga memimpin segala inisiatif desain dan menyentuh visi-misi perusahaan, tetapi biasanya juga masih bekerja hands-on pada proyek-proyek desain.
Untuk Mid-Stage Companies, Senior Designer, Lead Designer atau Design Lead adalah titel yang diberikan bagi mereka yang memimpin tim.
Untuk perusahaan yang lebih mature, titel “Design Manager” bisa diberikan di sini. Jenjang karir ke atasnya adalah Senior Design Manager, lalu Director. Ada juga yang lebih granular dengan menyelipkan posisi antara Senior Manager dan Director (misal: Associate Director).
Untuk jenjang atas karir yang paling tinggi, bertengger posisi-posisi Director, VP dan Head. Di segelintir perusahaan, ada level C, seperti CDO (Chief Design Officer).
Perlu digarisbawahi lagi bahwa diagram dan ulasan di atas hanyalah observasi saya pribadi, tentunya banyak konteks dan situasi dalam setiap perusahaan yang dapat dicermati dan lebih akurat disimpulkan sendiri. Tetapi, inilah mungkin garis besarnya berdasarkan pengalaman saya.
Kesimpulan: Saya harus pilih yang mana?
Kemudian, sebagai desainer, apa yang harus saya pilih untuk jenjang karir saya selanjutnya?
Sebenarnya, pertanyaan ini adalah sebuah kemewahan. Asumsinya, kita bisa memilih. Seringkali, perusahaan tidak memberikan kesempatan memilih karena mereka tidak memahami atau menawarkan jenjang karir desainer.
Tetapi, jika teman-teman bisa memilih, saran saya adalah:
Pilih sesuai minat
Pilihlah sesuai minat, talenta dan bakat teman-teman saat ini. Paling penting juga adalah ke depannya ingin seperti apa? Jika suatu saat ingin memimpin tim desain di sebuah perusahaan, ada baiknya mulai mengasah kemampuan ini dengan memilih jalur people management. Tetapi misalnya teman-teman lebih suka “ngulik” atau eksplorasi desain, berpikir soal framework, tertarik pada topik yang dalam seperti aksesibilitas, maka bisa melirik posisi individual contributor sambil melihat-lihat peluang apa yang ada.
Kepemimpinan tidak sama dengan menjadi people manager
Setiap posisi bisa diubah, menurut saya. Jika kemudian hari kita merasa salah pilih, masih ada kesempatan untuk mengubahnya. Tentunya juga dengan usaha. Tapi sepemahaman saya lebih susah untuk beralih dari individual contributor ke people management daripada sebaliknya. Ini karena dua role ini sangat berbeda. Tapi yakinlah, walau sudah terlanjur “tercebur” ke jalur individual contributor, masih ada jalan untuk mendemonstrasikan kepemimpinan kita. Misalnya, dengan mentoring desainer lain di dalam perusahaan, atau memimpin sebuah proyek strategis.
Pahami setiap role
Semua, atau hampir semua desainer memulai karir sebagai individual contributor. We are so good at it. Tapi perlu dipahami, tidak semua orang bisa menjadi people manager. Pekerjaan ini sangatlah berbeda. Kita harus rela mendelegasikan mayoritas pekerjaan desain kita, memberikan kepercayaan pada teman-teman desainer lain. Kita harus bisa mengelola hubungan dengan atasan, bawahan dan sekitarnya (produk, engineering, ops, dan lain-lain). Lalu kita harus peduli dengan pengembangan karir individu-individu di bawah kita. Semua ini bisa jadi mengambil 90-100% dari waktu, dan siap untuk tidak menyentuh Figma sama sekali. Apakah kamu siap?
thanks for explaining these complex matter in a deep yet simple way mas sigit 🙌